Notification

×

Iklan

Iklan

Nobar "Pandawa Boyong" Kapolresta Bukittinggi dan Jajaran

Minggu, 15 Januari 2023 | 21:20 WIB
Suasana Nobar Pagelaran Wayang "Pandawa Boyong" di Aula Mapolresta Bukittinggi

Bukittinggi - Dalam rangka peringatan Hari Darma Samudera yang jatuh pada tanggal 15 Desember, TNI AL menggelar pagelaran Wayang Orang 'Pandawa Boyong' yang ditayangkan Live melalui kanal YouTube TNI Angkatan Laut.


Guna memeriahkan hal itu, Minggu Malam, 15/1/2022 Polresta Bukittinggi menggelar Nobar (Nonton Bareng) pagelaran wayang orang "Pandawa Boyong" di Aula Mapolresta Bukittinggi.


Acara Nobar dihadiri oleh Kapolresta Bukittinggi KOMBES POL Yessi Kurniati S.I.K., M.M, Pejabat Utama Polresta, Forkompinda serta tamu undangan dari perwakilan paguyuban di Bukittinggi.


Tidak hanya di Aula Mapolresta Bukittinggi, kegiatan Nobar pagelaran wayang orang "Pandawa Boyong" juga di gelar oleh Kapolsek jajaran Polresta Bukittinggi.


Dalam pagelaran wayang orang "Pandawa Boyong" Panglima TNI Laksamana Yudo Margono dan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo ikut memainkan peran wayang orang.


Panglima TNI Jenderal Yudo memainkan peran Bima Sena, sedangkan Kapolri Jenderal Listyo Sigit melakoni tokoh Prabu Puntadewa.


Adapun Lakon ini mengisahkan babak ketika lima orang ksatria bersaudara boyongan dari Alengka yang dikuasai Kurawa ke Astinapura. Kepindahan itu untuk memerdekakan diri dari kekuasaan Kurawa.


Mereka harus berperang melawan Kurawa yang jumlahnya jauh lebih besar dengan punya persenjataan lebih banyak. Namun berkat kesungguhan yang didasarkan niat baik, Pandawa dapat memenangkan perang.


Boyongnya Pandawa ke Astina menjadi pesan moral masyarakat agar lebih memahami, menghayati dan mengamalkan Pancasila.


Bahkan sosok dalam Pandawa Lima pun relevan dengan semangat dan nilai-nilai Pancasila. Puntadewa adalah simbol keTuhanan yang menjadi sila pertama dalam Pancasila.


Bimasena yang adil dan penuh rasa kemanusiaan, mewakili sila kedua Pancasila Arjuna mencerminkan semangat persatuan dan kesatuan yang dinyatakan dalam sila ketiga Pancasila.


Nakula menyimbolkan sila keempat, yaitu permusyawaratan masyarakat Sedangkan kembarannya, Sadewa simbol dari sila kelima, keadilan sosial yang benar-benar adil.(Krn-*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di GOOGLE NEWS
×
Berita Terbaru Update